Sudah banyak marketer yang berbagi pengalaman tentang kemampuan konten viral untuk meningkatkan brand awareness secara lebih cepat dibandingkan strategi promosi biasa.
Konten bisa viral itu bukan karena keberuntungan. Biasanya, memang ada hal-hal khusus yang membuat konten jadi viral dan terkenal.
Bisa karena penggunaan hashtag, caption yang persuasif, penerapan teknik SEO di media sosial dan banyak lagi.
Selain itu, kamu juga perlu perencanaan yang matang, strategi yang tepat, konsistensi dalam produksi konten, hingga paham tidaknya kamu dengan target audiens.
Lalu bagaimana sih cara menciptakan konten viral yang bukan hanya ramai, tetapi juga berdampak positif pada reputasi?
Yuk, simak 9 cara efektif membuat konten viral untuk membangun personal branding di artikel ini.
9 Tips Ampuh dan Cara Membuat Konten untuk Bangun Branding
Untuk bisa membangun personal branding yang sukses, kamu membutuhkan kombinasi strategi digital marketing yang terstruktur dan content marketing yang berpotensi viral.
Coba buka dulu media sosial yang mau kamu gunakan sebagai platform membangun branding. Lihat beberapa akun yang niche-nya sama dengan kamu, dan perhatikan konten-konten mereka yang viral.
Sembari mempelajari konten orang lain yang sudah lebih dulu viral, ikuti beberapa panduan membuat konten viral berikut ini:
1. Gunakan Visual atau Gambar yang Tak Biasa
Visual unik seringkali jadi “pemantik klik”. Gambar atau foto dengan komposisi aneh, objek langka, atau efek artistik tertentu mampu menarik perhatian audiens dalam waktu kurang dari 3 detik.
Peran tampilan visual berupa gambar, foto, infografis, dan jenis konten gambar lainnya bukan hanya pemanis, melainkan “pintu masuk” yang menentukan apakah audiens akan lanjut membaca atau langsung scroll ke akun lain.
Oleh karena itu, kamu perlu memastikan tampilan visual konten kamu memiliki daya tarik emosional yang kuat, ada kejutan, atau punya “cerita” yang ingin audiens cari tahu lebih lanjut. Selain itu, coba buat juga gambar, seperti:
- Menggunakan Canva, Crello, atau Adobe Express.
- Buat ilustrasi yang lucu, meme profesional, atau konsep before-after.
- Membuat 1 gambar unik yang insight-nya kamu dapat dari artikel favorit, kemudian posting di hari itu juga.
2. Buat Konten dalam Format Video
Data dari salah satu artikel yang tayang di situs digital marketing agency Indonesia, menyebutkan kalau konsumen era digital seperti sekarang lebih senang melihat konten video.
Inilah yang membuat konten dengan format video memiliki peluang 2x lebih besar untuk viral dibanding konten berbasis teks atau gambar.
Beberapa poin penting yang perlu kamu perhatikan saat membuat konten video yang berpotensi viral, antara lain:
- Kamu bisa membuat video menggunakan tools, seperti CapCut, InShot, atau Canva Video Editor.
- Gunakan format video pendek dengan rumus: hook dalam 5 detik pertama – masalah umum – solusi – call to action, sehingga total durasi antara 20-30 detik saja.
- Pastikan isi konten mengejutkan, menghibur, atau menyentuh emosi audiens.
- Tak harus lucu, konten edukatif pun bisa viral jika dikemas kreatif, misalnya lewat animasi atau storytelling visual.
- Mengimplementasi formula advertising symbiosis yang bikin video viral.
Kamu juga bisa membuat konten video dalam bentuk infografis animasi yang edukatif, video flipbook, atau bentuk lainnya yang sedang tren.
3. Manfaatkan Media Sosial dengan Strategi yang Tepat
Media sosial bukan hanya tempat membagikan konten. Ini adalah “mesin distribusi” yang bisa mengangkat personal brand kamu ke level baru jika kamu bisa memanfaatkannya secara strategis.
Langkah pertama, mulailah dengan menentukan platform yang paling relevan dengan target audiens, seperti:
- Instagram dan TikTok untuk konten visual.
- LinkedIn untuk konten profesional.
- Platform X (Twitter) untuk opini atau thread informatif.
- YouTube bagus untuk konten edukasi yang lebih panjang, topik how to, unboxing product, dan sejenisnya.
Setelahnya, kamu juga perlu melakukan riset yang detail terkait cara kerja masing-masing platform, algoritma, hingga waktu posting terbaik dari setiap platform agar jangkauan konten makin maksimal.
4. Eksplorasi Format Microblog
Microblog adalah bentuk storytelling pendek yang powerful dan mampu “mengunci” perhatian audiens.
Di Instagram dan LinkedIn, misalnya, kamu bisa mengemas narasi inspiratif, tips praktis, atau opini melalui slide gambar atau carousel. Nah, beberapa tips agar microblog kamu viral:
- Gunakan Canva carousel template untuk memudahkan, terutama kalau kamu masih baru pertama kali membuatnya.
- Tulis HOOK yang kuat dan benar-benar membuat audiens penasaran di slide pertama.
- Sajikan desain visual yang khas dan mudah dikenali. Bagus lagi kalau ada ciri khas kamu.
- Gunakan copywriting yang padat dan mengena, misalnya dengan menerapkan metode AIDA (Attention – Interest – Desire – Action).
Selain mengimplementasikan teknik copywriting, bisa juga kamu mengkombinasikannya dengan storytelling.
Lalu jangan lupa mencoba menggunakan struktur slide sebagai berikut: judul hook – masalah / tantangan – insight / fakta – solusi / tips – CTA yang mengajak audiens berkomentar, like, share, dan simpan.
5. Hashtag yang Relevan dan Trending
Hashtag adalah “jembatan” yang menghubungkan konten dengan topik populer, di mana audiens juga akan lebih mudah menemukan apa yang mereka cari. Misalnya, mencari tempat wisata, kuliner legendaris, dll.
Penggunaan hashtag yang tepat bisa memperluas jangkauan konten hingga ribuan pengguna baru yang belum jadi follower kamu, caranya:
- Cek tren dan hashtag populer menggunakan hashtag generator tools, RiteTag, atau cek manual di menu pencarian.
- Kombinasikan penggunaan 2-3 hashtag trending dengan hashtag niche atau topik kontenmu.
- Gunakan rumus kombinasi hashtag, misalnya hashtag populer seperti #LifeHacks dan #PersonalBranding, tambahkan dengan hashtag niche, seperti #Copywriting, dan hashtag branded jika kamu punya konten signature, misalnya #BrandKamuCantik.
Meskipun bagus mengkombinasikan beberapa jenis hashtag, namun pastikan untuk tidak menggunakan hashtag secara berlebihan ya.
6. Bangun Kolaborasi dengan Influencer
Berkolaborasi dengan influencer bisa menjadi strategi “shortcut” yang mempercepat peningkatan eksposur konten ke ribuan hingga jutaan orang.
Hanya saja, kamu perlu memastikan influencer yang mau kamu pilih punya nilai yang selaras dengan brand kamu.
Lalu untuk meningkatkan keterlibatan, kamu bisa berkolaborasi dengan micro influencer, sementara untuk jangkauan luas mesti menggunakan macro influencer.
Lebih baik cek juga engagement rate dari masing-masing influencer yang mau kamu ajak berkolaborasi untuk memastikan kualitas interaksi di dalam konten mereka.
Baru kalau sudah yakin, buatlah kesepakatan tertulis mengenai kewajiban dan hak masing-masing pihak, termasuk jenis konten yang mau ditayangkan, penggunaan hashtag, hingga CTA yang diinginkan.
7. Posting di Waktu yang Tepat
Timing is everything. Konten bisa tenggelam tanpa sempat audiens lihat kalau kamu mempostingnya saat audiens tidak aktif.
Agar hal tersebut tidak terjadi, kamu perlu mempelajari data analitik masing-masing platform. Apalagi di setiap platform sudah tersedia data analitik secara real time.
Cara cek data analitik, yaitu:
- Instagram: klik Insight > Audience > Most Active Times.
- TikTok: TikTok Pro Analytics.
- LinkedIn: klik saja bagian View All Analytics, yang berada di bawah profil di sebelah kiri halaman akun kamu.
- Data analitik di Facebook hanya bisa kamu lihat kalau kamu sudah menggunakan akun profesional, atau menggunakan Meta Business Suite.
Cara lain untuk bisa mendapatkan data secara real time selain fitur yang tersedia di masing-masing platform, gunakan saja tools social media marketing, seperti Buffer, Hootsuite, Later, dan sebagainya.
8. Judul Konten Provokatif & Emosional
Judul adalah “gerbang pertama” sebelum seseorang memutuskan menonton atau membaca konten kamu.
Judul yang emosional, memicu rasa penasaran, atau terkesan “berani” cenderung lebih sering diklik dan dibagikan.
Tips membuat judul yang viral:
- Gunakan angka dan kata sifat kuat, yang menyentuh sisi emosional, misalnya: “7 Cara Brutal Meningkatkan Branding Online.”
- Tambahkan pertanyaan retoris beserta solusi atau manfaat yang akan audiens dapatkan, seperti “Pernah Gagal Bangun Personal Branding? Ini Solusinya.”
- Jangan ragu menggunakan kata-kata persuasif, bahkan kontroversial, tetapi tetap etis.
- Buat kalimat yang memicu rasa penasaran dan mendorong audiens untuk mencari tahu lebih lanjut.
- Pada judul bagusnya masukkan juga kata kunci yang relevan.
Alangkah baiknya kalau Anda juga melakukan pengujian secara berkala pada beberapa versi judul untuk melihat mana yang paling efektif.
9. Tentukan Tujuan dari Konten Viral
Viral itu bagus. Tapi viral dengan tujuan jauh lebih strategis. Jangan sampai konten kamu memang ramai dibicarakan, tetapi tidak membangun value personal branding kamu.
Jadi sebelum membuat konten, tentukan dulu tujuan yang mau kamu capai. Mulailah dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut:
- Apakah tujuannya untuk meningkatkan awareness?
- Apakah kamu ingin membangun otoritas sebagai ahli di bidang tertentu?
- Tujuan lain yang mau dicapai apakah mengarahkan audiens ke produk atau layanan?
Ketika tahu apa tujuan yang mau dicapai, kamu bisa merancang konten viral yang bukan hanya trending, namun juga bisa mendapatkan hasil yang lebih konkret.
Sekarang kamu sudah tahu 9 cara membuat konten viral yang bisa meningkatkan personal branding. Tapi satu hal yang tidak boleh dilupakan: viral bukan tujuan akhir, melainkan jembatan menuju kepercayaan audiens.
Di saat yang sama, konsistensi adalah kunci konten viral yang berdampak, mampu membentuk persepsi, membangun reputasi, dan membuka peluang baru.
Jadi, mulai dari mana? Mulailah dengan konten pertama yang punya niat kuat dan strategi matang, lalu lanjutkan dengan konsistensi ya.